Pelajaran kimia adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa di SMA. Sejak diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Januari 2008 di seluruh jenjang pendidikan maka alokasi waktu mata pelajaran kimia di kelas X adalah 2 (dua) JP/minggu.
Pelajaran kimia sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sukar, hal ini dapat dilihat dari fenomena rendahnya nilai yang diperoleh siswa kelas X SMA Negeri – 2 Muara Teweh pada semester 1 tahun pelajaran 2007/2008, menurut catatan daftar nilai yang dibuat oleh penulis rata-rata siswa memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) kimia yang berlaku di SMA Negeri – 2 Muara Teweh yaitu 60. (Data Januari, 2008)
Perihal tersebut di atas, sangat memprihatinkan bagi penulis sehingga menggugah penulis untuk melakukan penelitian sekaligus mengoreksi proses PBM yang selama ini diberikan oleh penulis.
Materi bilangan oksidasi diberikan oleh penulis sesudah menjelaskan konsep oksidasi dan reduksi, dimana penentuan bilangan oksidasi didapat berdasarkan penambahan perkalian antara jumlah atom dengan biloks unsur tertentu yang disesuaikan dengan aturan penentuan bilangan oksidasi.
Berdasarkan pengamatan dan hasil penilaian yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menentukan bilangan oksidasi (biloks). Hal ini dimungkinkan karena penentuan bilangan oksidasi (biloks) ditentukan berdasarkan perhitungan dan operasi sederhana matematika.
Kesulitan tersebut diketahui penulis bermula ketika melakukan koreksi terhadap evaluasi pembelajaran mengenai bilangan oksidasi,
Kesulitan siswa sebagaimana gambaran tersebut di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan siswa, mengenai jawaban yang diberikan tersebut.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut di atas, maka penulis tertarik dan terpanggil untuk melakukan penelitian kelas sekaligus untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menentukan bilangan oksidasi serta menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah yang diberi judul “KESALAHAN SISWA SMA MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI”.
Pelajaran kimia sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sukar, hal ini dapat dilihat dari fenomena rendahnya nilai yang diperoleh siswa kelas X SMA Negeri – 2 Muara Teweh pada semester 1 tahun pelajaran 2007/2008, menurut catatan daftar nilai yang dibuat oleh penulis rata-rata siswa memperoleh nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) kimia yang berlaku di SMA Negeri – 2 Muara Teweh yaitu 60. (Data Januari, 2008)
Perihal tersebut di atas, sangat memprihatinkan bagi penulis sehingga menggugah penulis untuk melakukan penelitian sekaligus mengoreksi proses PBM yang selama ini diberikan oleh penulis.
Materi bilangan oksidasi diberikan oleh penulis sesudah menjelaskan konsep oksidasi dan reduksi, dimana penentuan bilangan oksidasi didapat berdasarkan penambahan perkalian antara jumlah atom dengan biloks unsur tertentu yang disesuaikan dengan aturan penentuan bilangan oksidasi.
Berdasarkan pengamatan dan hasil penilaian yang dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menentukan bilangan oksidasi (biloks). Hal ini dimungkinkan karena penentuan bilangan oksidasi (biloks) ditentukan berdasarkan perhitungan dan operasi sederhana matematika.
Kesulitan tersebut diketahui penulis bermula ketika melakukan koreksi terhadap evaluasi pembelajaran mengenai bilangan oksidasi,
Kesulitan siswa sebagaimana gambaran tersebut di atas diperkuat dengan hasil wawancara dengan siswa, mengenai jawaban yang diberikan tersebut.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut di atas, maka penulis tertarik dan terpanggil untuk melakukan penelitian kelas sekaligus untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menentukan bilangan oksidasi serta menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah yang diberi judul “KESALAHAN SISWA SMA MENENTUKAN BILANGAN OKSIDASI”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan Komentar Anda, Demi Penyempurnaan Blog ini